KEDAIBERITA.COM – AMERIKA SERIKAT – Pemerintah Amerika Serikat kembali membuat risih warganya. Pasalnya, pemerintah federal akan mengawasi pesan singkat melalui SMS dan email melalui proyek penelitian keamanan yang disebut Prodigal (Proactive Discovery of Insider Threats Using Graph Analysis and Learning).
Proyek Prodigal dibuat khsusus untuk memindai pesan-pesan instan, dengan kemampuan membaca seperempat miliar pesan instan, SMS dan email dalam sehari.
“Tiap kali orang log on atau off, mengirim email atau SMS, membuka file atau mencolokan kunci USB, catatan-catatan ini dikumpulkan dalam organisasi,” ungkap profesor David Bader di Georgia Tech School of Computational Science and Engineering yang juga menjabat sebagai peneliti utama proyek ini.
Sistem ini dikembangkan di Georgia Tech bersama pasukan penelitian rahasia Angkatan Darat AS, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), yang bekerja pada segala macam hal mulai dari mobil terbang hingga robot exoskeleton.
Cara kerja Prodigal adalah memindai catatan-catatan dari sebuah pesan dan memeriksa perilaku tak biasa, misalnya pengiriman email ke penerima tak biasa, kata-kata tertentu yang dihilangkan, file yang ditransfer dari server yang tak terduga, yang berubah dari waktu ke waktu di saat seorang karyawan ‘menjadi nakal’.
Apakah Prodigal melanggar hak privasi?
Namun, diatas segala keunggulan system keamanan ini masih menyisakan persoalan. Bagaimana informasi analisa Prodigal ini ditafsirkan dan akhirnya dapat benar-benar membantu?
“Karena tak ada data riil public yang tersedia untuk membuktikan teknologi ini mencegah serangan teroris atau memperkuat perbatasan kita dari dalam, kita tak bisa benar-benar memastikan teknologi ini bisa membawa ke arah yang lebih baik,” kata Howard, pemerhati teknologi keamanan.
Tantangannya adalah, penjahat dan teroris sering menggunakan beberapa saluran komunikasi, beberapa enkripsi dan mengetahui cara menghindari sistem deteksi yang ada, lanjutnya.
Namun demikian, kemampuan Prodigal memindai bertumpuk-tumpuk data jelas merupakan langkah baru dalam pelacakan aktivitas tak biasa dan ini akan menjamin orang-orang yang mengkhawatirkan masalah email pribadi mereka ‘diobok-obok’ pemerintah.
“Karena orang cenderung menjadi tak sempurna, data yang diambil bisa dengan mudah ditangani dengan salah,” tutup Howard.
Written by Written by Didik Kurniawan
Sumber : kedaiberita.com