TEMPO.CO , Jakarta- Bagi Mark Zuckerberg, hacker atau peretas bukan ancaman. Miliuner berusia 27 tahun ini menganggap mereka sebagai orang yang ingin membangun sistem sendiri dengan cepat atau menguji kekuatan sistem komputasi.
Apa yang dipikirkan Zuckerberg tentu bertolak belakang dengan pemahaman publik. Hacker selama ini identik dengan penjebol sistem untuk masuk ke komputer orang lain tanpa izin.
“Para hacker percaya bahwa sesuatu selalu bisa lebih baik dan tidak ada yang pernah lengkap,” kata Zuckerberg. Prinsip inilah yang membuat dia tenang-tenang saja ketika ada akun Facebook yang dijebol.
Sebelum melakukan penawaran saham perdana (IPO), Securities and Exchange Commission atau Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat sudah mewanti-wanti Facebook akan ancaman peretas tersebut.
Dalam dokumen IPO, Facebook menyatakan itu adalah risiko bisnis. “Kami adalah target yang menarik,” tulis Facebook. Kerentanan keamanan mencakup program jahat, virus, spam, phishing, dan hacking.
Pada Januari lalu, atau sebulan sebelum resmi mendaftarkan diri masuk bursa, perusahaan keamanan Seculert menemukan ada program jahat bernama Ramnit yang mencuri 45 ribu akun dan password di Facebook.
Akhir tahun lalu juga dilaporkan sejumlah anggota Facebook menjadi korban scammer dengan “meletakkan” gambar berisi kekerasan di dinding akun mereka.
Sebelumnya, pada April 2011, beberapa pengguna tiba-tiba masuk ke FBAction.net. Situs ini memiliki tampilan mirip Facebook dan meminta mereka memasukkan nama dan password.
Facebook mengaku selalu memonitor aktivitas anggotanya, terutama apabila ditemukan kegiatan tak lazim. Misalnya, biasanya seorang pengguna hanya menulis status sekali dalam seminggu, tiba-tiba menjadi ribuan kali dalam sehari.
Artinya, ada yang tidak beres dengan akun tersebut atau akun telah dibobol. Seketika itu pula Facebook akan mengirim peringatan dan meminta pemilik akun mengubah kata kunci.
Kebanyakan peretas tidak membajak akun demi uang. Mereka hanya memanfaatkan kecenderungan orang memakai login dan password yang sama untuk beberapa akun.
Menjelang penawaran saham perdana pada Mei nanti, konsultan teknologi senior di Sophos, Graham Cluley, mengingatkan Facebook akan ulah para hacker yang berupaya mengambil keuntungan dari hiruk-pikuk IPO untuk penipuan.
Contohnya, kata dia, ada orang yang tertarik membeli saham Facebook kemudian mengklik link atau masuk ke halaman yang ternyata menawarkan saham palsu.
Bagi Zuckerberg, semua itu lumrah. “Seperti halnya alam semesta, para hacker adalah satu elemen yang menyeimbangkan dunia,” kata dia.
BERBAGAI SUMBER | RINI KUSTIANI
Sumber : tempo.co